Wednesday, 13 January 2016
PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA
Sumber energi mekanik di Indonesia ada beberapa macam yaitu 1) alat mekanik (traktor dll) sebanyak 3% (2 x 104 kw), 2) tenaga manusia sebanyak 47% (140 x 104 kw) dan 3) tenaga ternak sebanyak 50% (150 x 104 kw). Dari ketiga sumber tersebut, yang potensial untuk dikembangkan untuk mendukung pengolahan lahan pertanian terutama tanaman pangan adalah tenaga ternak.
Kemampuan tenaga kerja sapi sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti bangsa, jenis kelamin, ukuran besar dan berat, latihan, pemberian pakan dan kesehatan.
Sepasang sapi kerja yang baik mampu untuk membajak 0,25 ha dalam waktu 6,5 jam atau 3,2 km/jam dalam perjalanan. Seekor sapi dapat mengubah energi kimia dari pakan menjadi energi gerak / energi mekanik untuk ternak kerja. Ternak yang bekerja ringan misalnya hanya berjalan tanpa beban, membutuhkan energi lebih sedikit dibandingkan dengan ternak yang bekerja berat. Proses metabolisme dan aktivitas fisiologis pada tubuh ternak dapat menghasilkan kontraksi dan relaksasi otot yang dapat menimbulkan gerakan mekanik. Sumber energi untuk kerja dapat berasal dari nutrisi pakan atau melalui perombakan jaringan lemak atau glikogen.
Ketrampilan seekor ternak dalam bekerja dapat dibentuk melalui latihan yang teratur dan terprogram dan sebaiknya dilakukan dari usia muda. Produktivitas kerja seekor ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi fisik ternak (umur, berat, kesehatan, postur tubuh), ketrampilan ternak, ketrampilan pengendali (peternak/pengemudi), kondisi fisik lingkungan (lahan, jalan, suhu, radiasi, dll) dan jumlah/kuantitas nutrisi yang dikonsumsi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal :
Faktor internal (ternak) :
Umur ternak : stamina terbaik pada umur sesudah dewasa tubuh, tetapi tidak umur tua. Pada sapi dan kerbau pada kisaran umur 4 – 7 tahun. Latihan kerja dimulai pada umur 2 – 3 tahun.
Postur tubuh dan berat badan : ternak yang besar dan lebih berat karena akumulasi lemak, tidak menjamin memiliki stamina dan tenaga kerja yang lebih baik, bahkan tubuhnya merupakan beban bagi ternak. Postur tubuh yang tinggi, besar dan kaki panjang memberikan prestasi kerja yang cepat.
Jenis kelamin : umumnya ternak jantan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ternak betina.
Bangsa : sapi PO, sapi Madura, sapi Bali dan sapi Brahman adalah bangsa sapi tipe kerja. Sedangkan sapi dari bos taurus belum diteliti kemampuannya sebagai ternak kerja.
Ketrampilan ternak : ketrampilan kerja ternak hanya dapat dibentuk melalui program latihan dan dimulai pada umur muda.
Konformasi otot : gerakan mekanik terjadi apabila otot pada kaki berkontraksi, sehingga kekuatan tarik / stamina ternak juga ditentukan oleh perototannya. Makin sempurna perototan (konformasi otot), kekuatan tarik juga makin besar.
Spesies : ternak kerbau lebih cocok bekerja di lahan persawahan berlumpur dalam karena kaki pendek dan berteracak besar sehingga tidak mudah tergelincir. Sedangkan sapi lebih cocok pada lahan kering (tidak berlumpur dalam) karena kakinya panjang dan teracak relatif kecil). Kerbau tidak tahan panas ketika bekerja, karena kulit berwarna gelap dengan kelenjar keringat sedikit, sedangkan sapi lebih tahan panas.
Kesehatan : ternak yang terdeteksi sakit sebaiknya tidak dikerjakan, terutama penyakit yang terkait dengan proses metabolisme dan infeksi. Demikian juga untuk ternak yang bunting awal maupun akhir.
Faktor eksternal (lingkungan) :
Pakan
· Kebutuhan energi dipengaruhi oleh berat badan, beban yang diangkut/ditarik, kondisi/kemiringan jalan, kecepatan gerak ternak dan kebutuhan pokok hidup.
Kondisi lingkungan fisiologis
· Suhu, kelembaban, sirkulasi udara, cuaca dan radiasi matahari
· Khusus pada kerbau, faktor suhu dan radiasi matahari sangat berpengaruh terhadap thermo regulasi kerbau, sehingga implikasinya dapat menurunkan kemampuan kerja (kulit kerbau berwarna gelap dan mempunyai kelenjar keringat yang relatif sedikit)
Kondisi lahan/jalan
· Pada kondisi jalan mendaki/menanjak, ternak harus menarik dan mengangkat tubuhnya sendiri sebagai beban.
· Pada jalan menurun, ternak harus mengeluarka energi ekstra agar tubuhnya dapat dipertahankan posisinya agar tidak tergelincir.
· Pada jalan mendaki dan menurun, energi yang dikeluarkan banyak digunakan untuk kontraksi isometrik.
· Pada jalan mendatar, energi lebih banyak digunakan untuk kontraksi isotonik (untuk gerakan mekanik berjalan).
Peralatan kerja
· Prestasi kerja juga dipengaruhi oleh desain, bentuk dan berat peralatan kerja.
Ketrampilan operator
· Operator yang kurang terampil, kurang pengalaman dan tidak terbiasa dalam mengendalikan ternak dapat menurunkan prestasi kerja ternak, karena semua perintah dari operator tersebut tidak dijalankan dengan baik oleh ternak kerja.
Pasangan kerja
· Dalam memilih pasangan kerja sebaiknya seimbang baik kekuatan tarik maupun ukuran postur tubuh.
Sunday, 10 January 2016
KASTRASI
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas KASTRASI
Kastrasi umum dengan pengertian penghilangan fungsi testis pada ternak jantan dan pada ternak betina penghilangan ovarium dikenal dengan spaying. Maksud kastrasi adalah untuk mencegah ternak-ternak dengan kualitas genetik rendah bereproduksi, hal perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas genetik semua bangsa ternak. Kastrasi pada awalnya secara efektif meningkatkan kualitas individu-individu ternak yang digunakan untuk dipotong dengan menghambat tanda-tanda kelamin sekunder yang tidak diinginkan dan membuat ternak menjadi jinak.
Kastrasi umum dengan pengertian penghilangan fungsi testis pada ternak jantan dan pada ternak betina penghilangan ovarium dikenal dengan spaying. Maksud kastrasi adalah untuk mencegah ternak-ternak dengan kualitas genetik rendah bereproduksi, hal perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas genetik semua bangsa ternak. Kastrasi pada awalnya secara efektif meningkatkan kualitas individu-individu ternak yang digunakan untuk dipotong dengan menghambat tanda-tanda kelamin sekunder yang tidak diinginkan dan membuat ternak menjadi jinak.
Sanitasi sangat dibutuhkan selama
dan sesudah proses kastrasi, faktor-faktor penting untuk dapat berhasil dengan
baik adalah dengan menghilangkan korda spermatik dan tunica vaginalis dan membersihkan irisan tersebut. Perawatan sesudah pembedahan meliputi
pembersihan disekitarnya dan latihan.
Padang rumput yang baik dan
bersih sangat dianjurkan agar kastrasi dapat berhasil dengan baik.
Istilah yang umum digunakan untuk
penamaan ternak kastrasi diantaranya adalah galdings untuk kuda kastrasi,
steers untuk sapi kastrasi, barrows untuk babi kastrasi, wethers untuk domba
kastrasi, kapons untuk ayam jantan
kastrasi, eunuchs adalah untuk manusia yang dikastrasi.
Vasektomi
adalah penghilangan sebagian dari masing-masing duktus deferens. Operasi ini mencegah aliran spermatozoa dari
epididymis, tetapi tidak mempunyai efek
terhadap penampilan ternak tersebut.
Salpingektomi adalah penghilangan sebagian oviduct pada ternak betina
untuk mencegah keluarnya ovum dari ovari ke uterus, tetapi tidak mempunyai efek
terhadap ternak yang bersangkutan.
Histerektomi adalah penghilangan uterus dan ovari-histerektomi adalah
penghilangan ovari dan uterus.
Wednesday, 6 January 2016
PENIS
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas PENIS
Penis sapi berbentuk bulat panjang dan bertipe fibro elastis, artinya selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan non-ereksi. Penis terbungkus oleh tunica fibrosa yang padat dan putih dikenal dengan nama tunica albugenia.Penis dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pangkal yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut “Crus Penis”, bagian badan dimana dibagian tengahnya melipat melingkar merupakan huruf “S” disebut “sigmoid” dan bagian ujung penis disebut “Glans Penis”.
Agar dapat memanjang dan memendek, penis dilengkapi dengan 2 macam otot yaitu musculus retraktor penis yang dapat merelaks dan mengkerut dan corpus covernosum penis yang dapat menegangkan penis. Dalam kondisi non ereksi, musculus retraktor penis akan mengkerut, melipat penis menjadi huruf “S” dan tersimpan dalam praeputium.
Tipe fibro elastis berbeda dengan tipe vaskuler dimana didapatkan struktur korpus covernosus yang dilengkapi lagi dengan serabut-serabut urat daging licin. Tipe fibro elastis terdapat pada penis babi, kerbau, sapi, kambing dan domba, untuk tipe vaskuler terdapat pada manusia, kuda, gajah dan kera.
Pada permukaan penis banyak sekali terdapat ujung-ujung syaraf sensorik (perasa) sehingga pada saat penampungan sperma jangan sekali-kali memegang bagian ini.
Sunday, 3 January 2016
PRAEPUTIUM
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas PRAEPUTIUM
Pada fase kehidupan embryologik, praeputium berasal dari kulit, tidak berasal dari sinus urogenitalis sedangkan yang berasal dari sinus urogenitalis adalah kantong skrotum. Praeputium merupakan pelindung penis dari pengaruh lingkungan luar dan kekeringan. Celah praeputeium pada sapi dewasa kira-kira 5 cm caudal tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa. Uang praeputium yang berisi penis panjangnya sampai 40 cm dengan diameter 3 – 4 cm.
Dindingnya dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk tabung, sekreesinya bersifat kental dan berlemak. Smegma praeputii adalah kerak basah dan berbau busuk yang merupakan sekresi praeputium yang tercampur dengan runtuk epitel mati dan bakteri pembusuk.
Wednesday, 30 December 2015
KELENJAR ASESORIS
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas KELENJAR ASESORIS
Kelenjar asesoris merupakan pelengkap alat kelamin jantan yang sekresinya berupa cairan dan merupakan bagian terbesar dari cairan air mani (semen) yang mengandung banyak karbohidrat, protein, asam-asam amino, beberapa enzim, vitamin yang larut dalam air, beberapa mineral dan asam sitrat serta bahan-bahan organik lainnya.
Kelenjar asesoris merupakan pelengkap alat kelamin jantan yang sekresinya berupa cairan dan merupakan bagian terbesar dari cairan air mani (semen) yang mengandung banyak karbohidrat, protein, asam-asam amino, beberapa enzim, vitamin yang larut dalam air, beberapa mineral dan asam sitrat serta bahan-bahan organik lainnya.
Cairan asesoris mempunyai daya buffer yang tinggi untuk air mani (semen) selain adanya keseimbangan mineral yang baik, sehingga sel sperma yang ada dalam semen mempunyai daya hidup yang lama. Kelenjar asesoris terdiri dari kelenjar-kelenjar vesikula seminalis (vesikularis), prostata dan bulbo urethralis (couper’s glans). Semua kelenjar ini un tuk setiap hewan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Pada anjing dan kucing kelenjar vesikula seminalis tidak berkembang (rudimeneter), sedang prostatnya berkembang dengan baik dan menghasilkan sekresi yang merupakan bagian terbesar dari semen hewan ini.
Pada sapi, kambing, domba dan kuda terutama pada babi, kelenjar vesikula seminalis mempunyai perkembangan terbesar, bersama – sama dengan kelenjar bulbourethralis akan menghasilkan cairan yang merupakan bagian terbesar dari semen. Sedangkan kelenjar prostat pada sapi, domba, kuda dan babi tidak berkembang dengan baik.
Aktivitas kelenjar asesoris tergantung pada hormon testosteron. Pada ternak kastrasi aktivitas kelenjar asesoris menjadi menurun dan kemudian akan menjadi rudimenter. Pemberian testosteron pada ternak kastrasi dapat mengembalikan ke fungsi normal kelenjar asesoris dengan menghasilkan sekresinya dengan susunan yang normal.
1. Kelenjar Vesikularis.
Pada sapi , domba dan kambing kelanjar ini jumlahnya sepasang; berlobuli (jelas terlihat dari luar kelenjar), terletak sebidang dengan ampula vas deferens sebelah lateral. Kedua ampula ini diapit oleh kedua kelenjar vesikularis. Lumen kelenjar vesikularis bermuara pada bagian uretra, sebelah kranial dari muara kedua ampula, atau muara-muara tersebut menjadi satu. Lumen kelenjar lauasnya sekitar 0,3 mm, dindingnya terdapat 2 lapisan epitelium. Lapis dalam terdiri atas sel-sel epitel yang tingginya sampai 30 mikron, sedang lapis luarnya terdiri atas epitel yang berisi butiran lemak yang besar.
Kondisi hewan ternak setelah mati (pos mortem) cairannya yang ada terlihat agak kental dan lengket yang mengandung potasium, asam citrat, fruktosa dan beberapa macam enzim. Warna biasanya kuning karena adanya asam askorbat dengan pH 5,7 sampai 6,2. Sekresi kelenjar vesikularis yang ada dalam plasma seminal adalah 50% dari ejakulasi yang normal.
2. Kelenjar Prostat
Terdapat sepasang pada sapi, kambing dan domba, bentuk bulat dan jauh lebih kecil dari kelenjar vesikularis. Sekresinya melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam uratra kira-kira 10 cm kaudal muara kelenjar vesikularis.
3. Kelenjar Cowper’s
Cowper’s Galand atau Glandulae Bulbourethralis terdapat sepasang yang letaknya lebih caudal dari kelenjar prostat yaitu pada tikungan dimana uretra membelok ke bawah pada saat uretra mau keluar dari rongga pelvis. Bentuknya bulat padat dengan kapsula yang sebesar kemiri kecil. Pembuluh sekresi dari kedua kelenjar ini bertemu dan bersatu kemudian menuju ke uretra, setelah 2 – 3 cm dari tempat pertemuan, pembuluh itu bermuara ke dalam uretra.
Kelenjar prostat maupun cowper terbentuk dari lobuli dan setiap lobul berbentuk tabung, setiap lobule dipisahkan dari lobule yang lain oleh urat daging licin. Jika urat daging ini berkontraksi secar tiba-tiba maka sekresinya akan keluar secara memancar. Sel-sel sekretoriknya berbentuk kubus dengan inti pada bagian dasarnya dengan beberapa bintik-bintik disekitar inti.
Pada domba maupun kambing biasanya dapat dilihat adanya tetsan- tetesan cairan dari ujung penisnya pada saat menjelang kopulasi, tetesan ini berasal dari sekresi kelenjar Cowper. Semua kelenjar assesor bersifat apokrine, artinya sebagian besar dari isi sel sekretorisnya turut keluar pada saat sel itu mengeluarkan sekresinya.
Cairan dari sekresi kelenjar asesor dikeluarkan pada waktu adanya kontraksi urat daging licin dari saluran reproduksi dan kelenjar tersebut pada saat kopulasi. Beberapa fungsi kelenjar asesoris pada ternak jantan adalah :
- Untuk meningkatkan volume semen
- Melicinkan saluran uretra
- Menetralkan air seni (urine) pada uretra sebelum ejakulasi dilakukan
- Mengaktifkan motilitas spermatozoa
- Memberi pakan sel sperma.
Sunday, 27 December 2015
VAS DEFERENS
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas VAS DEFERENS
VAS DEFERENS.
Saluran reproduksi ini terentang dari ekor epididymis sampai ke uretra. Saluran berdinding tebal ini mengandung serabut-serabut urat daging licin dengan diameter 2 mm. Vas deferens memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh syaraf yang menuju ke bagian testes merupakan satu kesatuan yang dikenal dengan sebutan funiculus spermaticus.
Vas deferens dari kedua buah testes akan berjalan ke bagian atas melalui canalis inguinalis (celah bagian bawah) akan terus berjalan ke atas dan sesampainya di atas kandung kencing akan terletak pada posisi berjejer dan lambat laun akan membesar yang seterusnya bagian ini disebut ampula (ampulae ductus deferentis). Pembesran ini disebabkan karena adanya kelenjar-kelenjar yang ada pada dinding ductus deferens, sedangkan lumennya hanya sedikit meluas .
Panjang ke dua ampula adalah sekitar 4 cm (pada sapi), sebab setelah menyusup di bawah kelenjar prostat dan bermuara, keduanya merupakan saluran sempit dalam uretra. Pada saat rangsangat seksual ternak jantan terjadi maka vas deferens akan mengalirkan sperma dari bagian cauda epididymis menuju ke ampula melalui gerak peristaltik saluran tersebut.
Wednesday, 23 December 2015
EPIDIDYMIS
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas EPIDIDYMIS
EPIDIDYMIS
Berasal dari bahasa latin yang arti harfiahnya adalah epi = di atas dan didymis adalah testis). Berbentuk bulan memanjang serupa tabung yang besar di bagian pangkalnya yang disebut kepala epididymis (caput epididymis), bagian tengah yang disebut badan (corpus epididymis ) serta bagian yang melekuk dan berbatasan dengan saluran berikutnya (vas deferens) yang disebut ekor (cauda epididymis).
Caput epididymis lebih besar dari bagian lain dari epididymis, terletak melekat di bagian atas testes. Pada sapi jantan hidup bagian kepala epididymis tidak terlihat karena tertutup tenunan pengikat longgar dan kulit. Jika diraba dengan jari akan terasa bagian ini dengan jelas dapat dibedakan dengan tenunan lainnya dari epididymis dengan konsistensi lebih kenyal. Bagian kepala ini dapat dijadikan sebagai petunjuk yang dapat mengarahkan kita untuk menemukan saluran vas deferens untuk tujuan vasektomi misalnya. Vas deferens letaknya di tempat yang terjauh dari bagian kepala.
Jika dibuat sayatan pada caput epididymis maka beberapa ductuli efferentis selalu terpotong. Di bawah mikroskop ductus efferentis berbentuk seperti tabung yang berdiameter 100 – 300 mikron. Biasanya hanya sedikit saja spermatozoa ditemukan di dalamnya. Sel-sel epitel yang membatasi dindingnya terdiri dari dua macam sel yang kedua-duanya berbentuk kubus yang tinggi. Kedua macam sel ini adalah sel epitel yang bertugas sebagai penghasil cairan dan yang satunya adalah menggerakan spermatozoa dengan cara mendorong spermatozoa dengan rambut cilia yang terdapat pada permukaan sel-sel tersebut.
Letak sel kelenjar dengan sel rambut getar adalah berselang-seling. Sel-sel kelenjar dapat dikenali dari isi selnya yang terdiri atas sebuah inti dan butiran – butiran sekretoris.
Gerakan rambut silia mengarah ke jurusan badan epididymis hingga spermatozoa cepat keluar seperti terlempar ke badan epididymis hingga terlihat di bawah mikroskup adanya jumlah yang sedikit dari spermatozoa yang ada di dalam ductuli efferentis. Sekali-kali rambut silia terlepas dan sel silia ini berubah menjadi sel sekretori, sedangkan sel sekretori dapat juga berubah menjadi sel silia.
Bagian badan atau corpus epididymis atau leher terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vas deferens. Ukurannya lebih kecil dibanding caput epididymis, menjalar ke bawah sampai hampir melewati testes. Sesampainya di bagian paling bawah dari testes maka akan berbelok atau melekuk ke atas. Lipatan inilah disebut bagian ekor atau cauda epididymis.
Bagian lumen epididymis hanya dilapisi satu macam sel rambut getar atau berambut silia tidak bergerak hingga disebut dengan istilah stereo silia. Lumen epididymis cukup besar, dengan diameter 1 mm. Pada lapis bagian luar dari ductus epididymis, di atas membran basal terdapat sel-sel urat daging licin dan serabut ini akan menebal pada bagian ekor epididymis. Lapisan serabut urat daging licin ini akan menjadi tebal setelah epididymis berubah menjadi saluran reproduksi berikutnya yaitu vas deferens.
Fungsi ductus epididymis adalah sebagai alat transportasi, konsentrasi, pendewasaan dan timbunan spermatozoa.
Sunday, 20 December 2015
URETRA
masih tentang SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN sahabat livestock96. sekarang kita membahas URETRA
Uretra merupakan saluran yang
merupakan penyatuan dua saluran vas deferens yang merupakan saluran
urogenitalis karena sebagai tempat keluarnya urine dan sperma. Uretra merupakan tempat bermuaranya ampula
vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut
bentuk dan letaknya dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Bagian Pelvis, Panjangnya kira-kira 15 – 20 cm dari muara
ampula; bagian ini berupa pipa yang diselubungi oleh urat daging licin yang
tebal dan terletak di atas simfisis pelvis.
b. Bagian yang membengkok, uretra pada bagian ini akan meninggalkan
simfisis pelvis sampai ke pangkal penis.
Bagian ini berupa pipa yang mengandung sedikit sekali unsur urat daging dengan panjang
sekitar 10 cm.
c.
Bagian Penis, mulai dari pangkal sampai ke ujung penis.
Lumen uretra di bagian pelvis adalah
luas, hampir 2 kali luas uretra di bagian-bagian lain. Pada saat uretra membelok, yaitu pada bagaian
yang berada diantara tuber ischii sampai ke ujung penis, lumen uretranya luasnya
sama, hanya pada bagian ujung penis
dimana uretra berakhir, lumen tersebut agak sedikit meluas.
Wednesday, 16 December 2015
FISIOLOGI TESTIS DAN FUNGSI ENDOKRINOLOGINYA
masih mengenai sistem reproduksi ternak jantan ya sahabat livestock96
sekarang kita membahas sekilas fisiologi testis dan fungsi endokrinologinya
Mengenal sekilas fisiologi testis
sekarang kita membahas sekilas fisiologi testis dan fungsi endokrinologinya
Mengenal sekilas fisiologi testis
Testis memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penghasil hormon (fungsi endokrinologi) dan penghasil sel sperma (fungsi reproduksi / sitologi).
Fungsi Endokrinologi.
Dalam fungsi endokrinologi sel leydig dari testis menghasilkan hormon jantan yang disebut androgen (berpengaruh terhadap sifat jantan). Salah satu macam dari hormon androgen ini adalah testosteron yang sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kejantanan seekor ternak.
Aktifitas sel-sel Leydig dalam menghasilkan hormon testosteron sangat dipengaruhi oleh hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior yaitu interstitial cell stimulating hormone (ICSH).
Fungsi reproduksi testis adalah dihasilkannya sel mani ( sel sperma ) atau spermatozoa yang dihasilkan dari bagian tubulus seminiferus dari testis. Saluran ini mempunyai panjang sampai beberapa kilo meter jika dibentangkan.
Spermatozoa adalah bentuk terakhir sel jantan setelah mengalami proses perkembangan (spermiogenesis). Proses spermatogenesis secara sempurna baru dimulai setelah hewan mencapai masa remaja (pubertas). Produksi sperma akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur ternak jantan, begitu juga besar kecilnya testis juga berhubungan dengan kuantitas sperma yang dihasilkannya. Percobaan dengan kelinci menunjukan bahwa 1 g testis menghasilkan 100 juta sel sperma setiap minggunya, ini berarti sekitar 5 juta sel per jam atau 80.000 juta sel per menit.
FSH yang berasal dari kelenjar pituitari akan mendorong aktifitas spermatogenesis testis. Peningkatan FSH dalam darah menyebabkan peningkatan spermatogenesis. Sel sperma untuk sementara akan disimpan dalam epididimies, dan ditempat inilah spermatozoa mengalami pendewasaan lebih lanjut. Pada saat ejakulasi sel sperma akan bergerak sepanjang saluran reproduksi jantan menuju ujung penis akibat adanya kontraksi ritmis dari semua bagian saluran reproduksi tersebut. Pada saat berjalan disepanjang saluran reproduksi maka akan ditambahkan plasma seminal oleh kelenjar assesoris dan pada saat itu sel sperma sudah dapat mulai bergerak oleh karena adanya energi dan media dari kelenjar assesoris tersebut.
Pada kondisi ternak jantan tidak mengawini atau dambil spermanya dalam waktu yang lama maka kecepatan pembentukan spermanya akan berjalan sama dan sel sperma yang tua akan keluar dengan sendirinya dari saluran kelamin jantan.
Sperma diistilahkan sama dengan semen, air mani, dsb., terdiri atas dua komponen yaitu sel sperma atau spermatozoa ada juga yang menyebut sel mani, dan komponen yang ke dua adalah seminal plasma. Spermatozoa diproduksi melalui proses spermatogenesis di dalam testis, sedangkan seminal plasma terdiri atas sekresi kelenjar asesor dan cairan testis.
Spermatozoa terdiri atas Kepala (head), bagian tengan (midpiece) dan atau ekor (tail). Bagian kepala spermatozoa sapi memiliki panjang 8 – 10 mikron, lebar 4 mikron dan tinggi 1 mikron. Didalam kepala spermatozoa terdapat inti (nukleus) spermatozoa yang terdapat dalam 1/3 bagian kepala yang mengandung bahan gentik calon makhluk baru setelah mengalami proses pembuahan. Pada 2/3 bagian bagian kepala terdapat acrosoma (tudung kepala) dan 1/3 bagian kepala terdapat capsula post nuclear.
Nech atau leher meruapakan tempat pertautam kepala dengan body (badan) memiliki panjang kurang lebih 1 mikron. Pada bagian ini terdapat bangunan yang disebut centriole proximal yang disebut sebagai granula basalis. Dari neck akan keluar serabut-serabut yang menyusun bagian badan.
Bagian badan (body) memiliki panjang 10 -15 mikron yang berjalan mulai dari centriole proximale sampai dengan centriole distal pada bagian ekor. Jika body spermatozoa dipotong secara melintang maka akan nampak sepasang serabut kecil (dibagian tengah / central), kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan disebelah luar lagi terdapat 9 pasang serabut yang lebih besar. Diluar serabut besar tersebut dibungkus lagi oleh pembungkus yang tersusun melingkar seperti pegas yang membentuk sperti struktur helix.
Ekor (tail) merupakan lanjutan dari bagian badan, diantaranya jika dipotong melintang akan nampak serabut-serabut pada badan sampai ke ujung yang terdiri atas sepasang serabut kecil di bagian tengah, kemudian diluarnya terdapat 9 pasang serabut kecil dan selanjutnya selubung mitochondrialnya lebih tipis. Panjang ekor 30 – 40 mikron dan pada selubung luarnya tidak lagi tersusun seperti struktur halix.
Gambar 6. Bentuk sel sperma dan bagian-bagiannya.
Sunday, 13 December 2015
SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN
hay sobat livestock96 hari ini saya mau nulis materi kuliah dulu ya... hehe. materi ini tentang alat reproduksi jantan.
Alat reproduksi ternak jantan terdiri atas gonad jantan yang disebut testes (terdapat sepasang), saluran reproduksi yang terdiri atas epididymis, vas deferens yang masing-masing adalah spasang kemudian menyatu pada saluran yang dinamakan uretra sampai ke ujung penis, dan alat reproduksi bagian luar yang terdiri atas penis dengan pelindungnya yang disebut praeputiumnya dan kantong skrotum. Pada organ rerpoduksi jantan juga terdapat kelenjar pelengkap (glandula assesor) yang berperan sangat penting dalam menentukan kualitas spermatozoa yaitu kelenjar vesikularis (Glandulae vesicularis), kelenjar prostat dan kelenjar cowper’s ( Cowper’s gland atau glandulae bulbourethralis) yang semua kelenjar tersebut jumlahnya masing-masing ada sepasang.
TESTES
Testes adalah organ reproduksi primer pada hewan / ternak jantan yang berfungsi sebagai penghasil benih (spermatozoa) dan sekaligus sebagai penghasil hormon jantan (Androgen). Karena menghasilkan sel, testes ini disebut memiliki fungsi cytogenik dan sebagai pengahasil hormon disebut kelenjar endokrin. Testes ini jumlahnya sepasang yaitu bagian kanan dan kiri.
Beradasarkan asalnya adalah gonad indeferen bagian medula pada saat fase embryo pada jantan. Alat ini berkembang dekat ginjal yaitu pada daerah crista genitalis primitif. Khususnya pada hewan / ternak mamalia testes ini akan mengalami penurunan ke dalam skrotum pada akhir masa kebuntingannya. Sedangkan untuk ternak unggas testes ini akan tetap dipertahankan di dalam rongga perutnya yaitu di daerah asal pembentukannya.
Di dalam testes terdapat sel-sel Leydig yang terdapat pada jaringan interstitial yang akan menghasilkan hormon jantan (Androgen). Jumlah sel-sel Leydig pada ayam jantan akan bertambah banyak dengan semakin bertambahnya umur ayam tersebut. Sel Leydig ini ditemukan pada semua mamalia jantan segala umur, dengan jumlah berbeda-beda inter species.
Kantung pembungkus testes mengandung sel-sel otot yang memiliki kemampuan berkontraksi untuk mendukung fungsinya pada saat terjadi pengeluaran spermatozoa. Percobaan in vivo pada kelinci jantan menunjukan bahwa kantong skrotum dapat berkontraksi spontan serta memijat testis dengan frekuensi kurang lebih 4 kali per menit.
Pada golongan unggas testis juga terdapat sepasang, terletak pada rongga perut berada sebelah depan dari ginjal dengan penggantung testis yang disebut meserchium sebagai alat penggantung ke arah atas dari rongga badan. Walaupun testis berada dalam rongga badan, proses spermatogenesis pada unggas berjalan secara normal. Hal serupa terdapat pada ikan paus, gajah, dsb. Pada unggas maupun burung kantong udara (air sac) berfungsi sebagai pendingin testis. Namun percobaan lain menyebutkan bahwa pemberian suhu lebih rendah dari suhu tubuh misal dengan membuat scrotum buatan dapat menyebabkan terjadinya spermatogenesis lebih awal. Demikian pula dengan memberikan suhu tinggi secara buatan, dapat mengganggu proses spermatogenesis, namun percobaan dengan pengrusakan kantong udara pada burung tidak menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.
Testes adalah organ reproduksi primer pada hewan / ternak jantan yang berfungsi sebagai penghasil benih (spermatozoa) dan sekaligus sebagai penghasil hormon jantan (Androgen). Karena menghasilkan sel, testes ini disebut memiliki fungsi cytogenik dan sebagai pengahasil hormon disebut kelenjar endokrin. Testes ini jumlahnya sepasang yaitu bagian kanan dan kiri.
Beradasarkan asalnya adalah gonad indeferen bagian medula pada saat fase embryo pada jantan. Alat ini berkembang dekat ginjal yaitu pada daerah crista genitalis primitif. Khususnya pada hewan / ternak mamalia testes ini akan mengalami penurunan ke dalam skrotum pada akhir masa kebuntingannya. Sedangkan untuk ternak unggas testes ini akan tetap dipertahankan di dalam rongga perutnya yaitu di daerah asal pembentukannya.
Di dalam testes terdapat sel-sel Leydig yang terdapat pada jaringan interstitial yang akan menghasilkan hormon jantan (Androgen). Jumlah sel-sel Leydig pada ayam jantan akan bertambah banyak dengan semakin bertambahnya umur ayam tersebut. Sel Leydig ini ditemukan pada semua mamalia jantan segala umur, dengan jumlah berbeda-beda inter species.
Kantung pembungkus testes mengandung sel-sel otot yang memiliki kemampuan berkontraksi untuk mendukung fungsinya pada saat terjadi pengeluaran spermatozoa. Percobaan in vivo pada kelinci jantan menunjukan bahwa kantong skrotum dapat berkontraksi spontan serta memijat testis dengan frekuensi kurang lebih 4 kali per menit.
Pada golongan unggas testis juga terdapat sepasang, terletak pada rongga perut berada sebelah depan dari ginjal dengan penggantung testis yang disebut meserchium sebagai alat penggantung ke arah atas dari rongga badan. Walaupun testis berada dalam rongga badan, proses spermatogenesis pada unggas berjalan secara normal. Hal serupa terdapat pada ikan paus, gajah, dsb. Pada unggas maupun burung kantong udara (air sac) berfungsi sebagai pendingin testis. Namun percobaan lain menyebutkan bahwa pemberian suhu lebih rendah dari suhu tubuh misal dengan membuat scrotum buatan dapat menyebabkan terjadinya spermatogenesis lebih awal. Demikian pula dengan memberikan suhu tinggi secara buatan, dapat mengganggu proses spermatogenesis, namun percobaan dengan pengrusakan kantong udara pada burung tidak menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis.
Testis terdiri atas jaringan :
1. Tubulus seminiferus. Epitel tubulus terdiri dari dua macam sel yang berbeda, yaitu : Sel sertoli adalah berbentuk panjang dan kadang-kadang seperti piramid. Sel ini terletak dekat atau diantara sel-sel germinatif.
1. Tubulus seminiferus. Epitel tubulus terdiri dari dua macam sel yang berbeda, yaitu : Sel sertoli adalah berbentuk panjang dan kadang-kadang seperti piramid. Sel ini terletak dekat atau diantara sel-sel germinatif.
- Sel ini bersifat fagosit karena mereka memakan sel-sel mani yang telah mati atau yang telah mengalami degenerasi, selain dia sendiri memberi makan kepada sel-sel mani yang masih muda.
- Sel germinatif yang akan mengalami perubahan selama proses spermatogenesis, sebelum pembuahan (fertilisasi). Tingkat perkembangannya adalah mulai dari spermatogonia (sel paling muda) akan mengalami mitosis beberapa kali menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer akan membagi diri menjadi spermasit sekunder yang akan membagi dirinya lagi menjadi spermatid dan pada saat ini jumlah kromosome menjadi separohnya (haploid). Tiap-tiap sel spermatid akan mendewasakan diri menjadi sel-sel spermatozoa atau sel mani.
3. Sel-sel interstitial dan sel-sel leydig. Sel leydig dapat menghasilkan hormon testosteron. Namun hormon testosteron ini juga dapat dihasilkan oleh ovarium dan kelenjar adrenal.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)